Menyorot Kebobrokan Hukum di Indonesia
K.H Sukron Ma’mun adalah salah satu tokoh agamis di Indonesia. Beliau sering memberi kontribusi besar dalam perkembangan hukum di Indonesia. K.H Sukron Ma’mun adalah pengasuh Pondok Pesantren Darul Rohmah mulai dari berdirinya pada tahun 1975 hingga sekarang.
Darul Rohmah adalah pondok pesantren yang mengintegrasikan budaya salafi dan modern. Dua budaya ini diambil dari pengalaman beliau saat menuntut ilmu di Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan mulai dari MTs hingga MA dan ISID Pondok Modern Gontor di Ponorogo. Pesantren Darul Rohmah ini memiliki kurikulum sendiri yang tidak mengikuti kurikulum pemerintah, walaupun begitu tetapi ijazah yang dikeluarkan oleh Pengurus dari Yayasan Darul Rohmah ini mendapat legalitas dari negara, bahkan lulusannya tak jarang yang dapat melanjutkan ke Perguruan Tinggi di luar negeri. Kurikulum itu dinamakan dengan Kurikulum Terpadu. Kurikulum Terpadu ini mengacu pada metode pendidikan yang diterapkan oleh negara-negara besar yang ada di luar negeri di antaranya Maroko, Tunisia, Sudan, Madinah dan Mekah. Hal ini dilakukan, agar dapat menjaga dan memperdalam pengajaran fiqih serta tradisi nilai-nilai Islam yang utuh dan tidak jauh menyimpang dari ajaran Nabi Muhammad SAW.
Hukum di Indoneisa ini telah lemah keadaannya. Keadaan hukum yang ada di Indonesia tidak lagi menjadi ultimatum yang di patuhi dan disegani. Analisis hukum yang sekarang terjadi di Indonesia ini lebih tajam kebawah dan tumpul keatas. Hukum yang demikian ini jelas merugikan bangsa yang katanya makmur ini. Keadaan hukum yang seperti ini menyulitkan rakyat lemah serta memudahkan atasan untuk melakukan suatu tindakan kriminal. Uang pun hadir sebagai alat alternatif untuk menembus semua hukum yang telah ditentukan. Kondisi yang seperti ini secara tidak langsung akan memberikan dampak pendidikan negatif kepada generasi bangsa apabila tidak dibekali dengan syari’ah Islam yang kuat.
Dilihat dari berbagai kasus pelanggaran hukum yang terjadi di kalangan pemerintah, ternyata banyak ahli hukum melakukan pelanggaran hukum, lantas bagaimana dengan yang tidak faham dengan hukum? Menurut logika tentu tindak kriminalnya akan semakin tinggi, sebab yang harsunya jadi panutan dan penegak hukum saja belum mampu memeberikan contoh penerapan tertib hukum di Indonesia. Apalagi agama yang dianut mereka adalah agama Islam. Hal ini jelas sangat memalukan sekali bagi kita umat Islam, ternyata kader-kader Islam sekarang ini tidak mampu hadir dalam dunia modern dengan membawa dasar-dasar keIslaman yang dimilikinya. Ini jugalah yang menjadi salah satu latar belakang lahirnya Pondok Pesantren Darul Rohmah.
Kehadiran kader-kader pemuda dari kalangan Islam di Indonesia yang harusnya menjadi contoh figur publik, ternyata tak mampu membumikan syari’ah Islam dalam negara pancasila ini. Mereka lantas terjebak dalam ranah hukum yang rusak, dan tak mampu berbuat banyak didalamnya. Jebakan tersebut membuat mereka terlena dan buta dengan perang siri Dunia III. Perang Dunia ke-tiga ini memang tidak melibatkan fisik, berbeda dengan adanaya perang Dunia I dan perang Dunia II. Perang Dunia III ini dikatakan juga sebagai perang budaya atau perang pemikiran
Orang-orang Barat yang berkedok Yahudi lebih mengusai medan dalam perang dunia III. Terbukti dengan adanya pendidikan Indonesia yang sekarang ini disetting menjadi berstandar Internasional, mulai dari tingkatan sekolah dasar hingga perguruan tinggi (PT). Hal ini justru tidak menjadikan keutuhan Islam yang ada dalam negera Indonesia ini terjaga, melainkan akan mengalami guncangn besar dan mempermudah bagi yahudi dalam menjalankan misi-misi tersembunyinya. Terbukti dari berbagai teori-teori yang telah ada sekarang, seperti teori libralisme, sekularisme, westernisme dan salah satu metode tafsir yaitu Hermoneutika. Kehadiran ilmu filsafat juga termasuk salah satunya. Karena ilmu filsafat ini akan mengabaikan hal yang tidak dapat di indra secara jelas. Perkembangan ilmu yang semacam ini akan menggiring kita sebagai umat Islam “kepada siapa kita beriman, dimana dia dan bagaimana rupanya?”. Sungguh suatu kesesatan yang besar, dan jalan munuju kemurtadan secara bersama. Prof Sukron ma’mun dengan tegas mengatakan “Agama adalah paten dan tidak bisa di tawar-tawar”. Semua ini adalah misi-misi orang-orang Yahudi guna untuk merubuhkan ajaran Islam dalam jangka waktu yang panjang.
Gelar Doktor yang diperoleh oleh Prof. Sukron Ma’mun juga merupakan salah satu strategi dari kawanan yahudi. Beliau mendapat gelar Prof ini dari Universitas Cicago. Tetapi sekali lagi Prof Sukron Ma’mun tidak akan terpengaruh dan gencar menghadapi hal yang sedemikian rupa. Politik mereka dalam merubuhkan Islam memang sangat baik sekali.
Teori yang trend dan saat ini sedang diperbincangkan adalah Hermeneutika. Hermeneutika merupakan salah satu teori modern yang baru-baru ini dikembangkan untuk menafsirkan Al-Qur’an dan Hadits. Teori ini lebih mengedepankan kebebasan aqal untuk mengeksploitasi isi kandungan Al-Qur’an. Teori ini mengajarkan kepada kita semua untuk menafsirkan ayat Al-qur’an dengan memadukan aqal. Sehingga apa yang tidak sesuai dengan aqal maka dikatakan salah karena mereka memprofokasi kita dengan setatmen “Agama Harus Menyesuaikan dengan perkembangan manusia, jika tidak maka agama akan mati”. Dengan jelas Beliau Prof. Sukron mengaatakan “Apabila ada mahasiswa yang berfikiran seperti ini, mengagap Al-Quran yang tidak sesuai dengan kehidupan berarti Al-Qur’an tidak relavan maka mahasiswa itu murtad”. Beliau tidak takut menggemborkan hal demikian yang bersifat melawan arus perkembangan dunia. Justru ini menjadi kebanggaan bagi Beliau, dapat menyampaikan ajaran Islam yang insyallah di ridoi Allah. demikian berarti ada campurtangan manusia dalam penafsiran Al-Qur’an dan hadits, Sungguh hal yang seperti ini sangat berakibat fatal dan rawan akan terjadi proses penyesatan, karena tak semua orang dapat menafsirkan isi Al-Qur’an dengan baik dan benar.
Program picik kreatif yang dikembangkan oleh orang Yahudi memang patut diacungi jempol. Strategi yang digunakan untuk merubuhkan Islam selalu menggunakan cara yang rahasisa menusuk dari dalam melalui sebuah sistem besar yang berorientasi pada puluhan tahun kedepan. Sehingga kita sebagai orang Islam dibuatnya lelap dengan adanya hal itu. Mereka menggunakan budaya sebagai alat penyebar unsur-unsur Yahudi. Sama seperti saat Islam berkembang di Indonesia tempo dulu.
Media adalah dalang utama dari pada proses pengembangan semua sistem ini, baik itu media komunikasi, ataupun media massa. Sekarang ini media telah menjadi alat bantu paling strategis bagi yahudi dalam misinya. Mulai dari televisi, internet, dan koranpun turut menyebarkan virus-virus keyahudian. Banyak para pelajar yang tak mampu memfilter perkembangan ini, sehingga tak jarang ditemukan kasus mesum para pelajar dan itupun sengaja disebarkan melalui media internet. “Memang di Indonesia ini sekarang telah terjadi sosialisasi porno” begitu stetment Prof. Sukron Ma’mun. Benar apa yang diaktakan oleh beliau, tidak hanya para pelajar saja yang seperti itu, justru para pemimpin yang harusnya menjadi panutan ada yang melakukan hal yang tidak terhormat itu. Budaya Islam yang telah hancur sebagian, pendidikan karakter yang tak mampu diaplikasikan dalam kehidupan sosial, menjadikan pendidikan seakan-akan tak mampu berperan dalam pengembalian jati diri bangsa Indonesia khususnya agama Islam.
Kehadiran zaman modern ini membawa budaya westernisasi. Westernisasi ini melahirkan banyak ilmuan baru yang bersifat sekuler-sekuler. Para pemikir kebarat-baratan mulai muncul satu-persatu dengan membawa teori barat yang mereka anggap itu dapat diaplikasikan dalam kehidupan modern. Salah satu contohnya adalah Nur Cholis Majid. Beliau sangat terkenal dengan pemikirannya yang sekular seperti “semua agama itu baik, karena mencegah dari kejahatan”. Dan masih banyak yang lain. Pemikiran beliau ini sesungguhnya telah ada pada masa dahulu, kebetulan saja pemikirn beliau ini memiliki singkronisasi dengan para pemikir Yahudi yang sangat terkenal. Dengan demikian semua teori yang dikonsumsi mereka adalah teori yang dilahirkan oleh Abraham Jijer pemikir Yahudi, teori yang mengandung unsur terselubung untuk mematahkan Islam. Karena menurut orang Yahudi “Islam hanya dapat dihancurkan dengan Islam, begitu pula dengan para ulama’ dapat hancur dengan ulama’ juga (kyai)”. Ini adalah salah satu dari pada filsafat yahudi
Salah satu strategi besar Yahudi yang tidak diketahui adalah adanya program perubahan dari IAIN ke UIN. Perubhan tersebut mengakibatkan kultur Islam lemah dan lebih menekan pada suatu pendidikan yang bersifat Sains ketimbang keagamaan. Hal ini terbukti jelas dari sebagain besar UIN yang ada di Indonesia ini, terutama pada UIN MALIKI Malang. UIN MALIKI Malang jika dilihat sekilas memenag lebih mengutamakan pengembangan pendidikan yang menjurus pada ilmu eksak saja sedangkan ilmu-ilmu keagmaan seperti tafsir hadis, aqidah filsafat, tasawuf ditiadakan didalamnya dengan alasan tidak ada peminatnya. Inilah yang semakin lama akan menumbangakan kita semua sebagai umat Islam. Betul sekarang kita tidak merasakan dampak itu, tetapi 50-100 tahun kedepan maka yahudi akan menguasai perguruan tinggi Islam yang ada di Indonesia, padahal kehadiran perguruan tinggi Islam pada awalnya diharapkan dapat memperkokoh keadaaan Islam sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunah. “Saya adalah orang yang paling tidak setuju dengan adanya perubahan IAIN menjadi UIN” kata K.H Sukron Ma’mun. Beliau mengatahui siapa dalang dibalik perubahan IAIN menjadi UIN, lagi-lagi uang yang menjadi alternatifnya. Sistem yang diterapkan oleh yahudi ini merupakan salah satu teori Istirotijiah (evolusi) yang digunakan untuk menghancurkan islam dalam jangka waktu yang lama.
Jika kita semua berkiblat kepada Nabi Muhammad saw. dan para sahabat secara kaffah, dari bagaimana beliau semua mengatur mayarakat, maka cukup sudah untuk menyelesaikan permasalahan sosial yang sekarang sedang terjadi di Indonesia. Kita tidak perlu susah payah menggunakan teori-teori yang dikembangkan oleh orang barat. Sesunguhnya Islam pun sudah mengatur segalanya dalam al-Qur’an dan As-Sunah. Kehadiran kitab-kitab modern pun yang ada pada masa kini tidak menutup kemungkinan untuk kita jadikan pedoman dalam berpolitik, seperti kitab Fiqhus Syiyasyah yang disusun oleh Ibnu Taimiyah, Al-Ahkam As-sulthoniyah yang disusun oleh Yusuf Qordowi serta masih banyak hal yang lainnya. Islam sesungguhnya mewajibkan kita untuk berpolitik, jika kita ingin memperbaiki tatanan negara demokrasi ini. Sebab Demokrasi yang saat ini diterapkan adalah Demokrezi, bukan demokrasi yang sesungguhnya. Karena dengan berpolitik maka dunia Islam akan kembali hidup dan Islam akan jaya. Beliau Prof. Sukron Ma’mun selalu berpesan kepada pihak Kemenag agar dapat menjaga anak bangsa ini dari kerusakan moral yang besar. Zaman yang semakin gila ini seakan-akan menjadikan orang Islam Indonesia seperti binatang yang saling membuh. Tetapi ini tak menutup kemungkinan jika suatu saat Kemenag dapat menjaga dengan mendidik kader-kader Islam menjadi generasi yang tangguh dalam memperthankan agama. Amin...
Jakarta, 09 Januari 2014
Tags:
Essay
0 komentar