Masa Depan Pendidikan Indonesia (Antara Kualitas dan Output)
Membahas tentang masa depan pendidikan berarti membahas perkembangan negara Indonesia mendatang. Pendidikan sangat memberi pengaruh besar bagi berkembanganya suatu bangsa dan negara. Begitu pula pendidikan yang ada di Indonesia. Berbagai program diluncurkan untuk memperbaiki keadaan dunia pendidikan. Perlu diketahui, banyaknya permasalahan yang timbul saat ini, mulai dari pejabat atasan hingga pada bagian terkecil dalam suatu masyarakat adalah nilai pendidikan yang belum dapat diterapkan secara utuh dalam kehidupan sosial.
Hal inilah yang kemudian menjadi tema diskusi dari Kelurga Besar Mahasiswa Bidikmisi (KBMB) bersama M. Nuh selaku Mentri Pendidikan dan Kebudayaan, Ibnu selaku Guru besar, Kemi selaku Humas. Tema yang diangkat ini, berharap dapat memberi pengetahuan kepada Aktivis Bidikmisi UIN Maliki Malang dalam membantu Mendikbud dalam menyukseskan pendidikan di Indonesia.
Pendidikan sejatinya adalah proses memanusiakan manusia, oleh sebab itu program pendidikan harus mampu menjawab kebutuhan manusisa secara utuh dalam menghadapi kenyataan hidup yang terus berubah (M. Nuh, 2013). Perubahan ini adalah suatu hal yang natural dan tak dapat dibendung oleh siapapun. Tuntutan perkembangan zaman ini turut mempengaruhi Dunia pendidikan terutama terjadinya diskriminasi antar si kaya dan si miskin. Si kaya tentu dapat menikmati pendidikan hingga tinggi dengan mudahnya, tetapi si miskin sangat tertatih-tatih untuk dapat menikmati indahnya dunia pendidikan. Permasalahan besar ini kemudian dijawab oleh Mendikbud dengan meluncurkan program beasiswa yang diambil dari 20% APBN, yah itulah yang kemudian dinamakan dengan beasiswa Bidikmisi (Biaya Pendidikan Mahasiswa miskin).
Kehadiran Mahasiswa UIN MALIKI Malang di kantor Mendikbud ini juga karena adanya program beasiswa Bidikmisi yang mereka nikmati. Sebagai ungkapan syukur, mereka mengadakan program kunjungan ilmiah salah satunya ke tokoh yang menggagas adanya program beasiswa Bidikmisi.
****
Menyongsong pendidikan Indonesia masa depan, Kemendikbud telah menyiapkan berbagai program untuk. Salah satu diantarnya adalah kurikulum 2013, yang sekarang ini baru berjalan ± 6 bulan. Kurikulum ini dihadirkan sebagai jawaban dari berbagai permasalahan pelik dunia pendidikan yang muncul, baik dari tenaga pendidikan maupun peserta didik. Kurikulum 2013 ini menekankan pada pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan sehingga diharapkan dapat mecetak manusia seutuhnya.
“Kurikulum itu ibarat manu makanan, dan Guru ibarat Kokinya, jadi enak tidaknya menu makanan itu tergantung bagaimana kiki itu memasak, begitulah pendidikan ini”, tutur Kemi. Inti dari pada suatu kurikulum itu adalah isi kurikulum, kompetensi lulusan, proses, dan evaluasi. Untuk saat ini kurikulum 2013 ini diterapkan oleh SD mulai dari kelas 1 s/d 3, di kelas VII untuk SMP dan kelas X untuk SMA sederajat.
Kehadiran kurikulum 2013 ini menuai pro kontra. Tetapi itu adalah hal yang biasa. Tinggal bagaimana menanggapinya serta meyakinkan mereka semua yang kontra dengan jalur trobosan baru ini. Pembentukan kurikulum 2013 ini pun tidak hanya pada didasarkan pada pendapat M. Nuh selaku Mendikbud, tetapi didasarkan pada Al-Qur’an dan Hadits, serta masukan dari para alim ulama’ yang ada di Jawa Timur.
Setelah kurikulum berhasil dibuat, maka Mendikbud mengusulkan pula tentang beasiswa sebagaimna yang telah berlaku sebelumnya yakni Bos. Karena Bos adanya untuk kalangan siswa SD dan SMP sederajat, maka program baru mengenai bantuan siswa ini di tujukan kepada Siswa SMA/MA sederajat yang kurang mampu yang disebut dengan bantuan PMU (Pendidikan Menegah Universal). Mendikbud juga meluncrukan Program Beasiswa Bidikmisi untuk strata-1 untuk para mahasiswa yang kurang mampu sejak tahun 2010, dan kini di tahun 2014 Mendikbud meluncurkan beasiswa Bidikmisi untuk setrata-2, Sungguh hal yang menajubkan.
Kemudian muncul pertanyaan dari saudara lutfi “Sekarang kita semua berada di eras masa pergantian pemimpin negara. Jika pempinan negara ganti tentu kebijakannya berganti pula, bagaiman kemendibud dapat mempertahankan program Beasiswa Bidikmisi baik untuk setrata-1 maupun setrata-2 dalam jangka waktu yang panjang?”
Kemi memberikan tanggapan yang sangat jelas, beliau menuturkan bahwa apa yang telah di programkan oleh kemndikbud itu dimasukkan dalam UUD pendidikan, kalau kmarin saat awal beasiswa bidikmisi setrata-1 dibangun kami hanya menggunakan Permen (Peraturan Mentri) kini itu telah dimasukkan kedalam Perpu (Peraturan Pemerintah), jadi jika ingin merubahnya harus melalui DPR, itupun tidak boleh dirubah semena-mena dengan tanpa adanya alasan yang kuat.
Gerakan yang dilakukan untuk membangun negeri ini tidak hanya sampai disitu ternyata apa yang dilakukan oleh Medikbud. Setelah berhasil memberikan bantuan kepada para siswa, Mendikbud meluncurkan program Sertifikasi Guru & Dosen, program ini di tujukan untuk menguji kelayakan mengajar guru sebagai imbalannya ada gaji besar yang ditawarkan dalam sertifikasi ini.
Disini kemudian munculah pertanyaan dari Abdul Aziz seorang pengamat pendidikan, “dilihat dari berbagai fenomena yang terjadi ternyata sertifikasi belum mampu meningatkan skill guru dalam mengajar, lantas bagaimana hubungan antara sertifikasi guru dan pengembangan kemampuan peserta didik?”
Menaggapi pertanyaan itu, Kemi selaku Kabag. Humas Kemendikbud memberikan gambaran bahwa guru yang menerima dana sertifikasi sebagai seseorang yang memperoleh vitamin. Jadi manamungkin vitamin yang baru dimakan itu langsung bekerja secara cepat kecuali itu sulap.
Cita-cita luhur dari Kemendikbud ini memajukan putra Bangsa lewat pendidikan, dengan menghilangkan segala bentuk diskriminasi yang ada. Si Miskin dapat menikmati pendidikan dan yang kaya juga mampu menikmati pendidikan. Kemerdekaan Indonesia yang ke-100 di tahun 2045,Kemendikbud mengharapkan terjadinya suatu gebrakan besar yang berupa kebangkitan kaum Dhuafa’ yang dapat memimpin negeri ini.
Jakarta, 09 Januari 2014
Tags:
Essay
0 komentar