IMPLIKASI DARI AGAMA HINDU BUDHA TERHADAP KEBUDAYAAN INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keanekaragaman budaya yang di Indonesia harus dipandang sebagai sebuah kekayaan yang yang sangat besar dan bukanlah sebuah kemiskinana. Indonesia ini tidak memiliki identitas budaya yang tunggal hal ini bukan berarti Indonesia tidak memiliki jati diri. Namun dengan keanekaragaman budaya yang ada membuktikan bahwa masyarakat kita memiliki kualitas pruduksi budaya yang luar biasa, jika mengacu pada pengertian bahwa kebudayaan adalah cipta, rasa karya manusia.[1]
Jika dipandang dari arah historis perkembangan kebudayaam yang ada Indonesia mengalami akulturasi dengan berbagai agama. Awalnya Indonesia merupakan salah satu negara yang penduduknya menyembah roh yang kita kenal dengan istilah Animisme dan Dinamisme. Karena memang pada dasarnya nenek moyang orang Indonesia adalah penyembah roh. Kemudian pada abad ke 4 sebelum masehi, negara Indonesia kemasukan agama baru yang datang dari India yaitu agama Hindu. Datangnya agama Hindu ini diiringi oleh agama Budha kerena berasal dari tempat yang sama. Hadirnya dua agama ini memberikan implikasi yang sangat besar bagi revolusi kebudayaan Indonesia sebelumnya.
Adat kebiasaaan agama hindu budha makin melekat denga kebudayaan Indonesia. Hal ini ditandai dengan berbagai munculnya kerajaan hindu budha yang sangat pesat di Indonesia. Salah satunya adalah kerajaan kutai yangada di Kalimantan Timur, kerajaan sriwijaya yang ada di Sumatra Selatan, mataram yang ada di Jawa Timur, singosari, majapahit dana masih banyak lagi. Bukti adanya mereka berjaya di Indonesia juga ditandai dengan munculnya arsitek-arsitek dengan gaya baru yaitu candi.
Pembahasan dalam makalah ditekankan pada implikasi agama Hindu Budha terhadap kebudayaan Indonesia. Implikasi dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan keterlibatan atau dampak. Kami memilih judul ini karena sekarang di Indonesia ini sering ditemukan budaya-budaya Hindu Budha baik yang telah mengalami akulturasi dengan nila-nilai keislamanaupun yang belum.
Hal itu semua perlu diketahui karena sekarang di Indonesia ini masih banyak pemeluk agama Hindu dan Budha. Peninggalan mereka juga masih sering kita temua di tempat-tempat bersejarah seperti di Museum dan yang sering kita lihat dan dengar adalah salah satu candi besar yang dulu pernah menjadi salah satu keajaiban dunia yaitu Candi Borobudur. Kita sebagai warga Indonesia tidak boleh fanatisme terhadap semua itu karena agama bukan hindu ataupun budha. Tetapi itu adalah warisan bangsa yang harus dijaga oleh para warganya termasuk kita sebagai pemeluk agama islam.
1.2. Rumusan Masalah
Agama hindu budha berkembang di Indonesia ini dalam masa yang sangat lama sekali sebelum datangnya islam. Bahkan sampai sekarang pemeluk agama hindu budha masih banyak kita temui didaerah tertentu. Keberadaannnya yang lama di Indonesia ini tentu banyak hal yang telah disumbangkan dua agama tersebut dalam perkembangan kebudayaan Indonesia. Sekarang bagaimana dampak hadirnya dua agama besar India ini bagi eksistensi kebudayaan nusantara?
1.3. Tujuan
1.3.1. Mendeskripsikan proses lahirnya agama hindu budha yang ada di Indonesia
1.3.2. Mendeskripsikan proses masuk dan berkembangnya agama hindu budha di Indonesia.
1.3.3. Mendeskripsikan proses interaksi Indonesia dengan tradisi hindu-budha
1.3.4. Dampak hadirnya agama hindu budha terhadap perkembangan kebudayaan Indoenesia.
1.3.5. Mengetahui bukti rill pernah adanya perkembangan agama hindu budha secara pesat di Indonesia.
Bab II
PEMBAHASAN MASALAH
2.1. Proses Perkembangan Agama Hindu Budha di Indonesia
2.1.1. Perekmbangan agama dan budaya Hindu
Lahirnya agama Hindu ini berhubungan dengan kedatangan suku bangsa Arya ke India. Bangsa Arya masuk ke India sejak 1500 SM melalui Celah Kaibar (Afganistan) dan mendiami daerah aryawarta (daerah yang berada di Lembah Indus, lembah Gangga dan lembah yamuna di Dataran Tinggi Dekhan). Bangsa Arya kemudian mendesak ras Dravida yang mendiami tempat itu sebelumnya kemudian terjadilah percampuran diantara kedua kedua ras itu yang disebut peradaban Hindu atau hinduisme.[2]
Agama hindu adalah singkretisme antara kebudayaan Arya dan Dravida yang menyembah banyak dewa. Agama ini bersifat politeisme artinya menyembah banya dewa. Setiap dewa merupakan lambang kekuatan alam. Dewa yang terkenal diantaranya adalah Trimurti (Brahma, dewa pencipta; Wisnu, dewa pemelihara; Syiwa, dewa perusak), Pertiwi ( dewi bumi ), Surya (dewa matahari), Bayu (Dewa Angin), Baruna (Dewa Laut), Agni (dewa api).[3]
Kitab suci agama Hindu adalah Weda, artinya pengetahuan, yang terdiri dari atas empat bagian.
a. Rigweda, berisi syair pujian terhadap para dewa
b. Samaweda, berisi syair dan nyanyian scuidalam upacara.
c. Yajurweda, berisi doa-doa pengantar sesaji dalam upacara.
d. Atharweda, berisi mantra untuk menyembuhkan orang dan jampi-jampi untuk sihir serta ilmu ghaib mengusir penyakit dan para musuh.
Agam Hindu mengenal adanya upacara pengorbanan, yaitu korban soma dan korban Asra Medha. Korban Soma adalah upacara kebaktian yang terpandang suci diantara seluruh kebaktian di dalam Weda. Soma adalah sejenis cairan minuman yang memberi sifat kedeaan. Korban Asra Medha adalah korban kuda. Upacara-upacara kebaktian Hindu dilakukan oleh pejabat-pejabat agama, yaitu :
a. Brahmana, (pendeta) yang menjabat sebagai kepala upacara.
b. Hotri, yang melagukan nyanyian keagamaan.
c. Udgatri, yang menabuh bunyi-bunyian dengan nada tertentu, dan
d. Adhyarya, yang menyiapkan tempat pemujaan dan tempat korban serta persiapan lainnya sambil membacakan mantra.
Agama Hindu mengajarkan beberapa hal berikut, yaitu :
a. Hidup di dunia adalah samsaraakibat perbuatan yang kurang baik
b. Adanya karama, yaitu hasil perbuatan yang kurang baik,
c. Akibat karma, manuasia akan mengalami reinkarnasi, yakni dilahirkan kembali dalam wujud yang lebih rendah.
d. Orang yang sempurna hidupnya adalah moksa, lepas dari samsara.
Untuk menjadi hindu, seseorang harus mendapat talibenang kasta (munya) yang diberikan oleh brahmana. kemudian barulah mereka melakukan caturasmara, yakni brahmacarin (membentuk keluarga), wanaprasta (meninggalkan rumah untuk bertapa), dan saniasin pariwrajaka (hidup mengembara, meninggalkan kepentingan duniawi uintuk menjadi bhiksu).
Tempat-empat suci untuk agama Hindu India, antara lain, kota Bonares yang dianggap sebagai kota dewa dan sungai Gangga sebagai sungai yang suci. Agama Hindu mengalami kemunduran sekitar abad ke-6 SM karena sebab berikut:[4]
a. Kaum barhama yang memonopoli agamadan upacara bertindak sewenag-wenang dengan menarik kurban yang besar sehingga menimbulkan beban.
b. Lahirnya agam Budha yang lebih demokratis utnuk mencari nirwana sendiri tanpa pertolongan orang lain yang diajarkan oleh Sidharta Gautama.
c. Agama Budha lebih terbuka tanpa membeda-bedakan manusia.
2.1.2. Perkembangan dan budaya Budha
Ketika agama hindu mengalami proses kemunduran, munculullah kemudian agama Budha di India yang dibawa oleh Sidharta Ghautama. Ajaran Budha ditulis dalam kitab suci Tripitaka yang berarti tiga keranjang atau tiga himpunan nikmat. Isi kita suci terssebut sebagian besar adalah sebagai berikut :
a. Suttapitaka, berisikan himpunan ajaran dan khotbah Budha. Bagian terbesar adalah percakapan antara Budha dan beberapa orang muridnya.
b. Winayapitaka, berisikan tata hidup setiap anggota biara.
c. Abhidharmapitaka, ditujukan bagi lapisan terpelajar dalam agama Budha sebab merupakan pelajaran lanjutan.
Ada empat tempat yang diangap suci dalam agama Budha.
a. Taman Labini di Kapilawatu, tempat lahirnya sidharta
b. Bodhgaya, temapt sidharta menerima wahyu Budha
c. Kusinagara, tempat wafatnya sidharta pada tahun 482 SM.
d. Benare, tempat Sidharta pertama kali berkhotbah.
Pada bangunan peribadatan Budha akan kita temui Stupa, yaitu bangunan berbentuk kubah yang berdiri diatas sebuah lapik dan diberi payung. Fungsi bangunan ini adalah sebagai lamnagn suci agama budha, tanda peringatan terjadinya suatu peristiwa dalam hidup Budha, tempat penyimpanan tulang jenazah Budha, dan tempat menyiapkan benda suci.
Ragam budah berkembang pesat di India pada masa Wangsa Maurya dibawah raja Ashoka. Raja ini pada awalnya memusuhi agama Budha. Ia menciptakan neraka Ashoka untuk membakar orang yang menganut agama Budha. Namun, pada sutu ketika orang yang dibakar tidak mempan dan tidak mati. Raja Ashoka lalu sadar atas kekeliruannya dan masuk agama Budha. Dan menjadi raja dalam agama Budha serta menetapkan agama budha sebagai agama resmi negaranya.
2.2. Proses Masuk dan Berkembangnya Agama serta Kebudayaan Hindu Budha di Indonesia
Agama dan kebudayaan Hindu Budha masuk ke Indonesia melalui kontak perdagangan. Pada awalnya, orang-orang india bersikap aktif dalam perdagangan tersebut. Hal ini menurut Claudius Ptolomeus (Yunani) didorong oleh kekayaan Indonesia akan mas, perak, tembaga serta rempah-rempah yang menarik para pedagang mancanegara. Hubungan dagang ini berlangsung sejak sekitar abad ke-5M. khusus untuk penyebaran agama Hindu sebagai agama dijelaskan melalui banyak teori.[5]
2.2.1. Teori Brahmana
Menurut teori ini agama hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh golongan Bramana sebab hanya golongan inilah yang berhak mempelajari dan menyebarkan agama hindu. Teori ini dikemukakan oleh Van Leur. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana golongan brahmana ini bisa sampai ke Indonesia, sebab mestinya mereka ini tidak boleh meninggalkan tanah airnya.
2.2.2. Teori Waysia
Menurut teori ini agama hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang india. Mereka datang ke Indonesia untuk berdagang, namun disela-sela waktu berdagang mereka memanfaatkan untuk menyebarkan agama. Apalagi para pedagang india yang ada di Indonesia tidak hanya satu atau dua minggu tinggal di Indonesia melainkan sampai enam bulan sambil menunggu datangnya angin yang membawa mereka ke arah barat. Nah, selama mereka tinggal di Indonesia mereka gunakan untuk menyebarkan agama di sela-sela kegitan perdagangan mereka.
2.2.3. Teori Ksatria
Teori ksatria didukung oleh Nehru dan majundar. Menurut teori ini golongan ksatria india melakukan kolonisasi atau penaklukan-penaklukan di luar india, termasuk Indonesia. Di daerah taklukan inilah mereka menyebarkan agama hindu. Teori ksatria disebut pula teori kolonisasi.
2.2.4. Teori Sudra
Menurut teori ini kaum sudra meninggalkan negerinya karena ingin mencari penghidupan yang lebih baik di Negara lain. Sebab mereka ini kelompok masyarakat india yang menjadi korban system kasta. Golongan sudra merupakan golongan mayoritas. Namun karena kedudukan mereka dipandang sebagai golongan masyarakat bawah mereka tidak banyak mendapat kesempatan dalam pemerintahan. Mereka keluar india kemudian menyebarkan agama di daerah yang mereka singgahi, termasuk Indonesia.
Selain dari teori yang telah kami sebutkan, masih banyak lagi teori yang menjelaskan proses masiknya agama hindu budha ke Indonesia. Salah satu dari ke-4 teori diatas yang paling mendekati kebenaran adalh teori Brahmana, sebagaimna bukti yang telah ada banyak di Nusantara ini.
2.3. Dampak Hadirnya Agama Hindu Budha di Indonesia
Didasarkan pada historisasi adanya Indonesia, agama hindu budha bukanlah agama pertama yang ada di Indonesia apalagi menjadi agama tunggal penduduk Indonesia. Sebelum masuknya agama hindu budha ke Indonesia, penduduk Indonesia sudah mempunyai sistem kepercayaan sendiri yaitu animisme (kepercayaan terhadap roh) dan dinamisme (kepercayaan bahawa sutu benda itu memiliki kekutan tersendiri). Hadirnya agama hindu budha di Indonesia memberi implikasi baru yang dirasa dengan akulturalisasi nilai-nilai buadaya awal dengan budaya yang terdapat dalam agama hindu budha.
Masuknya agama hindu budha ke Indonesia ini memiliki banyak dampak yang sangat besar sekali bagi kebudayaan Indonesia. Banyak hal yang baru muncul akibat adanya akulturasi budaya asli indonesia dengan nila-nilai yang ada pada agama hindu budha. Proses akulturasi selama beradab-adab ini menimbulkan singkretisme antara kedua agama tersebut dan unsur budaya asli hingga lahirlah agama baru yang dikenal sebagai Syiva Budha. Singkretisme adalah paham baru yang muncul yang merupakan perpaduan dari beberapa paham untuk menncari keserasian dan keseimbangan. Aliran ini dianut oleh Raja kertanegara dan Adityawarman.
Akulturasi agama hindu budha dengan kebudayaan Indonesia sangat mudah kita lihat dalam bidang seni, upacara adat. untuk lebih jelasnya terkait pengaruh apa saja yang ditinggalkan agama hindu budha di Nusantara ini dapat dilihat sebagai berikut:
2.3.1. Pengaruh kebudayaan hindu budha terhadap seni bangunan.
Salah satu peninggalan budaya Hindu-Buddha di Indonesia yang sangat menonjol antara lain berupa candi dan stupa. Selain itu, terdapat pula beberapa bangunan lain yang berkaitan erat dengan kehidupan keagamaan, seperti: ulan dan satra merupakan semacam pesanggrahan atau tempat bermalam para pe iarah; sima adalah daerah perdikan yang berkewajiban memelihara bangunan suci di suatu daerah; patapan adalah tempat melakukan tapa; sambasambaran yang berarti tempat persembahan; meru merupakan bangunan berbentuk tumpang yang melambangkan gunung Mahameru sebagai tempat tinggal dewadewa agama Hindu. Pengaruh kebudayaan hindu budha dalam bidang bangunan dapat kita lihat memalalui arsitektur didalam candi yang ada di Indonesia. Selain pada candi juga pada pure-pure yang di bangun oleh agama Budha. Berikut adalah contoh bangunanya
Masjid Demak yang didirikan oleh Raden Patah, masjid ini terletak di Kadilangu Demak, model masjid ini menyerupai pure yang dibangun oleh orang hindu, selain itu pula ada mesjid Kudus, masjid Cirebon, masjid Banten.[6]
2.3.2. Pengaruh kebudayaan Hindu Budha dalam bidang seni arca dan patung
Sebagai akibat akulturasi budaya pemujaan arwah leluhur dengan agama Hindu-Buddha maka beberapa keluarga raja diperdewa dalam bentuk arca yang ditempatkan di candi makam. Arcaarca dewa tersebut dipercaya merupakan lambang keluarga raja yang dicandikan dan tidak mustahil termasuk di dalamnya kepribadian dan watak dari keluarga raja tersebut. Oleh karena itu, arca dewa tersebut sering diidentikkan dengan arca keluarga raja. Seni arca yang berkembang di Indonesia memperlihatkan unsur kepribadian dan budaya lokal, sehingga bukan merupakan bentuk peniruan dari India. Beberapa contoh raja yang diarcakan adalah Raja Rajasa yang diperdewa sebagai Siwa di candi makam Kagenengan, Raja Anusapati sebagai Siwa di candi makam Kidal, Raja Wisnuwardhana sebagai Buddha di candi makam Tumpang. Raja Kertanegara sebagai Wairocana Locana di candi makam Segala dan Raja Kertarajasa Jayawardhana sebagai Harihara di candi makam Simping.
Patung-patung dewa dalam agama Hindu yang merupakan peninggalan sejarah di Indonesia, antara lain:
a. Arca batu Brahma.
b. Arca perunggu Siwa Mahadewa.
c. Arca batu Wisnu.
d. Arca-arca di Prambanan, di antaranya arca Lorojongrang.
e. Arca perwujudan Tribhu wanatunggadewi di Jawa Timur.
f. Arca Ganesa, yaitu dewa yang berkepala gajah sebagai dewa ilmu pengetahuan
2.3.3. Pengaruh hindu buhda dalam bidang seni sastra
Akulturasi antara kebudayaan Indonesia dengan hindu budha dapat di lihat dari cerita-cerita wayang yang dapat kita dengarkan. Dalam kebudayaan Indonesia cerita-cerita yang ada pada kebudayaan hindu budha dimodifikasi sedemikian rupa, dan dikemas dengan kebudayaan islam. Contoh tokohnya adalah ada punakawan, pandowo dan ada juga kesatria dalam kisah Mahabarata. Pengaruh kebudayaan India yang dipertahankan dalam kesussastraan adalah konsep dan pandangan pandangannya.[7]
Selain cerita pewayangan, dalam bidang seni sastra ada juga dangdut. Dangdut dulu merupakan kebudayaan dari agama hindu budha. Selama ini tentu kita tidak mengetahui akan hal itu. Nama dangdut ini diambil dari bunyi alat musik kendang.[8] Pada masa kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia, seni sastra sangat berkembang terutama pada aman kejayaan kerajaan Kediri. Karya sastra itu antara lain :
a. Arjunawiwaha, karya Mpu Kanwa yang disusun pada masa pemerintahan Airlangga.
b. Bharatayudha, karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh disusun pada aman kerajaan Kediri.
c. Gatotkacasraya, karya Mpu Panuluh disusun pada aman kerajaan Kediri.
d. Arjuna Wijaya dan Sutasoma, karya Mpu Tantular yang disusun pada aman kerajaan Majapahit.
e. Negarakertagama, karya Mpu Prapanca disusun pada aman kerajaan Majapahit.
f. Wretta Sancaya dan Lubdhaka, karya Mpu Tanakung yang disusun pada aman kerajaan Majapahit.
2.3.4. Pengaruh kebudayaan Hindu Budha terhadap sistem pemerintahan.
Salah satu contoh sistem pemerintahan hindu budha yang pernah diterapkan oleh bangsa Indonesia adalah sistem kerajaan. Sebelum hindu budha datang ke indonesia sistem pemerintahan berbentuk suku-suku dan kepalanya dipilih berdasarkan primus interpares.
Pengaruhnya terlihat jelas dengan lahirnya kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Indonesia. Sebelum masuknya pengaruh agama Hindu-Buddha di Indonesia tampaknya belum mengenal corak pemerintahan dengan sistem kerajaan. Sistem pemerintahan yang berlangsung masih berupa pemerintahan kesukuan yang mencakup daerah-daerah yang terbatas. Pimpinan dipegang oleh seorang kepala suku bukanlah seorang raja. Dengan masuknya pengaruh India, membawa pengaruh terhadap terbentuknya kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha di Indonesia. Kerajaan bercorak Hindu antara lain Kutai, Tarumanagara, Kediri, Majapahit dan Bali, sedangkan kerajaan yang bercorak Buddha adalah Kerajaan Sriwijaya. Hal yang menarik di Indonesia adalah adanya kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha yaitu Kerajaan Mataram lama.
2.3.5. Pengaruh hindu budha terhadap sistem kepercayaan
Sistem kepercayaan penduduk indonesia yang asli adalah animisme dan dinamisme. Hadirnya agama hindu budha keindonesia menyebabbkan peralihan kepercayaan sebagian besar penduduk. Hingga sekarang masih banyak kita temui pemeluk agama hindu budha salah satunya adalah warga Bali.
Berkembangnya agama Hindu-Buddha di Indonesia .Sebelum masuk pengaruh India, kepercayaan yang berkembang di Indonesia masih bersifat animisme dan dinamisme. Masyarakat pada saat itu melakukan pemujaan terhadap arwah nenek moyang dan kekuatan-kekuatan benda-benda pusaka tertentu serta kepercayaan pada kekuatan-kekuatan alam. Dengan masuknya pengaruh Hindu-Buddha, kepercayaan asli bangsa Indonesia ini kemudian berakulturasi dengan agama Hindu-Buddha. Hal ini terbukti dari beberapa upacara keagamaan Hindu-Buddha yang berkembang di Indonesia walaupun dalam beberapa hal tidak seketat atau mirip dengan tata cara keagamaan yang berkembang di India. Kondisi ini menunjukkan bahwa dalam tatacara pelaksanaan upacara keagamaan mengalami proses sinkretisme antara kebudayaan agama Hindu-Buddha dengan kebudayaan asli bangsa Indonesia.
2.3.6. Pengaruh kebudayaan hindu dalam perdagangan dan transportasi
Dalam prasasti yang ditemukan, disebutkan bahwa pada abad ke-5 masehi, bangsa indonesia mampu turut serta dalam perdagangan maritim internasonal Asia. Perkembangan ini dipicu oleh perkembangan teknologi para nelayan. Alat transportasi yang digunakan adalah kapal cadi yang berukuran kecil. Bersamaan dengan munculnya kerajaan besar seperti Sriwijaya, Majapahit, Singasari mulailah dikenal teknologi terbaru dalampembuatan kapal yang lebih besar yang dapat mereka gunakan untuk kegitan perdagangan. Hal ini tergambar pada relief candi borobudur.
Implikasi yang ditimbulkan dengan berkembang pesatnya perdagangan dengaan transportasi laut, indonesia hingga sekarang menjadi temapt perdagangan yang strategis. Karena banyak dari pedagang barat maupun timur singgah dipelabuhan besar yang ada di Indonesia untuk melakukan perdagangan.
2.3.7. Dampak tradisi Hindu Budha bagi masyarakat Indonesia
Banyak pengaruh yang ditimbulkan akibat berkembangnya agama hindu budha dikalangan masyarakat. Pengaruhnya dapat dilihat pada sistem pembagian kasta yang ada dalam masyarakat Indonesia. Sistem pembagian kasta ini berlaku turun-menurun pada setiap kehidupan. Dua agama ini menjukkkan hal yang sama dalam kasta, tapi masih ada perbedaan diantara keduanya dalam kasta.
Banyak kebiasaan lain yang sering kita lihat yang merupakan warisan dari kebudayaan hindu budha. Salah satu diantaranya adalah selametan, sedekah bumi, bahkan sesajen pun masih sering diterapkan oleh mereka orang abangan.
2.3.8. Pengaruh hindu budha terhadap sistem pendidikan Indonesia
Salah satu sistem pendidikan yang sekarang berkembang pesat adalah pesantren.sistem pesantren ini besrasal dari agama hindu budha pada mulanya.[9] Mereka menerapkan sistem seperti ini untuk memberikan pendidikan khusus kader-kader agar dapat memahami agama hindu secara mendalam. Mereka didik selama bertahun-tahun di wihara. Pendapat diatas diperkuat oleh Nurcholis Madjid bahwa jauh sebelum islam datang sistem pendidikan pesantren sudah berkembang lama.[10]
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
a. Agama Hindu berbeda dengan hinduisme. Agama Hindu adalah agama yang menyembah banyak dewa, sedangkan hinduisme adalah semua hasil budaya dari India yang meliputi agama Hindu dan Budha
b. Agama Hindu menganut adanya pembagian kasta (brahmana, ksatria, waisya dan sudra)
c. Agama Budha adalah agama yang menyembah Sidharta sebagai dewa.
d. Teori-teori yang menjelaskan masuknya hinduisme ke indonesia ada empat. Diantara keempatnya yang paling mendekati kebenaran adalah teori Brahmana.
e. Kebudayaan India yang mempengaruhi indonesia sedikitnya terdiri atas enam unsur pokok. Yaitu : bahasa sansekerta, arsitektur bangunan, organisasi sistem kasta, ilmu pengatahuna, agama (tradisi keagamaan). Dan kesenian.
f. Hadirnya banyak kebudayaan baru dari India menjadikan Indonesia menjadi Bangsa yang kaya akan budaya dan memiliki banyak corak.
3.2. Saran
Semua yang telah hadir dalam kebudayaan Indonesia harus dilestarikan, tapi pelestarian ini tidak boleh melupakan konsep filterisasi. Karena tak semua kebudayaan dapat diterima dan di telan mentah-mentah oleh warga Indonesia. Sebab semua hal itu kan merusak moral dan menghilangkan jati diri dari para generus bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Armando, Ade, dkk, 2001. Media dan Integrasi Sosial,Jakarta: CSRC UIN Jakarta
Ensiklopedia Islam 4, Jakarta : PT IchtiarBaru Van Hoeve, tanpa tahun
Madjid, Nurcholis. 1994. Islam Kemodernan dan Keindonesiaan. Bandung : Mizan.
Muttaqin, Moh. 2006. Musik Dangdut dan Keberadaaanya di Masyarakat.
Soelaeman, Moenandar. 2007. Ilmu budaya Dasar. Bandung : PT Rafika Aditama.
Suamba, Putu. 2007. Siwa-Buddha di Indonesia Ajaran dan Perkembangannya, Jakarta: PT.Mabhakti.
Wardaya. 2009. Cakrawala Sejarah XI, Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
www.pustakasekolah.com/seni-bangunan-yang-bescorak--islam.html [27/04/2013]
[1] Dr. M. Moenandar soelaeman, Ilmu budaya Dasar, (Bandung : PT Rafika Aditama, 2007), hlm. 32.
[2] Wardaya, Cakrawala Sejarah XI, (Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009), hlm 3
[3] Ibid., hlm 4.
[4] Ibid., hlm. 8.
[5] Putu Suamba, Siwa-Buddha di Indonesia Ajaran dan Perkembangannya, (Jakarta: PT.Mabhakti, 2007), hlm 34.
[6] (www.pustakasekolah.com/seni-bangunan-yang-bescorak--islam.html [27/04/2013]
[7] Wardaya, Cakrawala Sejarah XI, (Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009), hlm 12.
[8] Moh. Muttaqin, Musik Dangdut dan Keberadaaanya di Masyarakat. Harmonia Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni, Vol. VII No. 2/Mei-Agustus 2006. Hlm 22.
[9] Ensiklopedia Islam 4, (Jakarta : PT IchtiarBaru Van Hoeve, tanpa tahun), hlm 100.
[10] Nurcholis Madjid, Islam Kemodernan dan Keindonesiaan, (Bandung : Mizan, 1994 ), hlm 68.
Tags:
Makalah
0 komentar