Rumahku Mulai Usang

Kenalkan Ini  Rumahku..,
Aku ingin bercerita tentang rumah kepadamu. Rumah yang begitu indah terletak dipinggiran kota namun keasriannya tetap terjaga. Kau pasti suka jika melihatnya. Aku bisa jamin, kau tidak akan puas jika hanya memandangnya dan ingin menjadi salah satu penghuninya. 
Rumah itu memang sangat indah. Dilihat dari sudut manapun, mulutku terbungkam kecuali hanya untuk berkata rumah itu memang indah. Keindahan natural rumah tersebut, tidak hanya menghadirkan kesenangan bagi penghuninya saja, namun bagi setiap yang memandangnya pun akan merasa terpenuhi asupan jiawanya. Dan inilah salah satu keindahan yang nyata.
Rumah itu sebenarnya sederhana. Tidak memah, tidak dibangun dengan gaya arsitektur Eropa bahkan Arab sekalipun. Tembok rumah tersebut beragam warna, namun tetap padu. Ketika masuk rumah tersebut, ditemukan kesejukan yang luar biasa. Ada alunan melodi dirumah itu yang selalu mengalirkan kemesraan. Melodi yang sangat merdu didengar. 
Dari sini aku masih banyak bercerita padamu. Barangkali kau belum dapat menangkapnya sebelum aku ajak masuk. Sepertinya, kau memang harus segera masuk kesana agar dapat turut merasakan keindahan yang nyata.
Dia yang lugu itu kemudian tak sabar dan bergegas masuk. Dari luar terlihat, dia sedang menelisik dari sudut ke sudut, dari ruang ke ruang. Mencari keindahan yang tadi aku ceritakan. Aku tidak tahu, apakah dia menemukan apa yang saya sampaikan kepadanya atau dia masih kebingungan dengan keindahan yang saya maksudkan. Aku akan menunggu dia kembali saja. Karena mengamati dari luar sepertinya lebih baik.
Lama sekali aku menunggu, dia tidak kunjung kembali. Aku sempat tertidur di halaman depan di atas kursi tua itu. Aku semakin penasaran, kenapa lama sekali dia. Aku bergegas mencarinya. Dia duduk di sudut ruang yang menurutku tempat paling indah diantara bagian lain. Aku bertanya, apakah kau sudah menemukan keindahan itu? Dengan ragu ia menjawab, aku tida tahu bagian mana yang indah, bahkan aku tak melihat sedikitpun keindahan dari rumah ini kecuali hanya luasnya lah yang membuatku nyaman. 
Mungkin keindahan adalah sebuah prespektif. Bertanyalah kepada sosok pemuda yang sedang duduk asik disana, dia lebih tahu tentang banyak hal dari padaku tentang rumah ini. Aku hanyalah orang baru disini, namun aku menemukan keindahan yang luar biasa. 
Pemuda yang lugu itu beranjak dari sudut, menghampiri pemuda yang saya tujukan. Ia bertanya soal keindahan. Dimana keindahan rumah ini? Pemuda tersebut tidak menjawab, ia teruskan memainkan jari jemarinya di atas pianonya. Alunan melodinya memang tidak pernah henti jika pagi telah tiba. Dia semakin bingung. Bentanya kepada yang lain, penduduk-penduduk terdahulu disini, mereka juga merasakan kenyamanan yang luar biasa di rumah itu.
Si lugu itu berkata kepadaku, bolehku aku tinggal di sini untuk belajar menemukan keindahan rumah ini. Jujur, saya masih belum menemukan keindahan hakiki rumah ini kecuali hanya keluasannya saja. Apalagi warna catnya beragam membuatku pusing memandangnya.
Okelah, mungkin sementara ini itu yang kau temukan. Semoga saja dalam perjalanan ke depan kau akan dapat melihat keindahan itu perlahan. Memang hal tersebut tidak dapat dipaksakan, semuanya butuh kepekaan. Aku dan semua temanku disini enggan sekali meninggalkan rumah ini. Ini rumah yang luar biasa bagi kami, tidak kami temukan kecuali hanya disini.
Berusalah menemukan keindahan rumah ini. Karena rumah ini sedang tidak indah menurutmu... 
***bersambung.

Tags:

Share:

0 komentar