Pemanfaatan Facebook dalam E-Commerce (f-Commerce) dalam Meningkatkan
Persaingan UKM di Asean Economic Community 2015
oleh: Kisno Umbar
E-mail: Kisno.u@gmail.com
Mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
ABSTRAK
Indonesia sedang dihadapkan Asean Economic Community 2015. Hadirnya Asean Economic Community 2015 dapat menjadi peluang besar dan dapat pula menjadi sebuah ancaman. Asean Economic Community 2015 ini adalah sebuah program yang sengaja dibentuk untuk meningkatkan daya saing perekonomian Negara yang tergabung dalam ASEAN. Demi mencapai tujuan itu, salah satu program yang kembangkan adalah usaha kesil menengah (UKM). Indonesia termasuk Negara yang memiliki jumlah pemilik UKM sangat banyak, tetapi berbagai produk mereka hanya sebatas dikenal oleh wilayah local. Untuk mengembangkan potensi besar ini, f-commerce adalah media yang tepat. Potensi pemasaran sebuah produk local sangat memungkinkan dengan menggunakan facebook commerce. Hal ini berdasarkan analisis data banyaknya pengguna facebook di Indonesia dan beberapa Negara yang tergabung dalam Asean Economic Community 2015. F-commerce dipilih karena merupakan aplikasi ramah lingkungan yang dapat dimanfaatkan oleh semua kalangan, mulai dari anak kecil hingga dewasa. Disamping itu biaya aksesnya juga murah, sehingga penggunaan f-commerce dapat mengirit lebih banyak biaya pemasaran sebuah produk.
Kata Kunci: Economic Community 2015, f-commerce, UKM
PENDAHULUAN
Asean merupakan sebuah komunitas Negara yang berada di wilayah Asia Tenggara. Komunitas ini dibentuk tahun 1967. Terbentuknya komunitas Asean ini pada dasarnya untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi. Tetapi dalam perjalannya mengalami perkembangan dan perluasan kerjasama, yakni dalam bidang social dan perkembangan budaya bagi Negara-negara yang tergabung dalam komunitas Asean tersebut. Berdasarkan signifikansi kerjasama yang telah dibentuk, muncul sebuah program kerjasama baru dalam membangun kerjasama yang lebih luas, yakni Asean Economic Community.
Asean Economic Community merupakan bentuk kerjasama dengan mengintegrasikan ekonomi semua Negara yang tergabung dalam comunitas Asean. Integrasi ekonomi ini ditujukan untuk meningkatkan daya saing di bidang perekonomian Negara-negara asean dengan beberapa Negara yang perkonomiannya telah maju. Di sisi lain, Asean Economic Community dapat menjadi wadah antar Negara Asean untuk membangun rasa kepercayaan. Sehingga berbagai isu terkait perekonomian, social dan bidang hokum dapat diredakan dengan baik tanpa harus melalui genjatan senajata.
Asean Economic Community ini meruapakan salah satu kesepakatan dari KTT ke-9 di Bali, tahun 2003. Hal ini di latar belakang krisis ekonomi yang melanda Negara di kawasan Asean. Asean Economic Community pada awalnya akan dilaksanakan pada tahun 2020, tetapi berdasakan hasil KTT di bali tersebut, pelaksanaannya dilaksanakan lebih cepat di tahun 2015. Pada waktu juga kemudian menucul beberapa kesepakatan kerjasama diberbagai bidang yang terdiri dari tiga pilar sebagai berikut:
1. Asean Economic Community (AEC)
2. Asean Political-Scurity Community
3. Asean Socio-Cultual Community
Berbagai peraturan (blueprint) yang mengatur kerjasama dalam Asean Economic Community 2015 ini diatur pada KTT ASEN ke-13 bulan November 2007, di Singapura. Blueprint ini kemudian menjadi acuan semua Negara yang tergabung dalam ASEAN. Adapun beberapa konsep dan tujuan utama Asean Economic Community 2015 yang tertera dalam blueprint, sebagai berikut:
1. Menciptakan kawasan ekonimi regional yang memiliki daya saing tinggi.
2. Menciptakan single market and production base dalam lima eleman pokok, yaotu barang, investasi, modal, dan pekerja terampil. Beberapa sektor lain yang dianggap penting juga ditambhakan. Yakni sektor integrasi, makanan, pertanian dan kehutanan.
3. Menciptakan pemerataan pembangunan ekonomi dalam suatu kawasan. Point ini lebih memfokuskan pengembangan UKM dalam integrasi Asean Economic Community 2015.
4. Menciptakan integrasi ekonomi global, agar dapat bersaing pada level internasional serta membentuk pasar internal untuk menarik inverstor asing.
Indonesia adalah salah satu Negara yang tergabung dalam ASEN sejak pertama didirikan. Dalam perkembangannya Indonesia telah mempu bersaing dengan Negara di kawasan asia tenggara dalam bidang perkeonomian. Tetapi adanya program baru yang menjadi kesepakatan dalam berbagai forum KTT ASEAN, yakni Asean Economic Community 2015, Indonesia juga harus melakukan banyak perbaikan dalam menghadapai Asean Economic Community 2015. Berbagai perdagangan bebas menjadi focus perhatian pengusaha Indonesia. Menurut sisi analisis pasar, indoneisa dipandangan sebagai market share yang cukup besar dalam ukuran Negara berkembang. Potensi pasar yang besar telah dimiliki Indonesia menjadikan Indonesia sebagai pangsa sasaran utama produsen Negara Asean. hal ini jika tidak dapat ditanggapi dengan baik, maka akan menjadi sebuah ancaman besar bagi Indonesia yang notabenenya sebagai Negara berkembang.
Indonesia dipadangan dari produk local, sesungguhnya memiliki kekuatan yang besar dalam Asean Economic Community 2015. Karena disana banyak terdapat peluang pemasaran yang telah dibuka secara bersama melalui program Asean Economic Community 2015. Tetapi banyak kalangan yang tidak menyadari akan hal ini, terutama di kalangan pengusaha kecil menengah atau pemilik UKM. Pemikiran para pemiliki UKM masih bersifat sederhana dan hanya memasarkan usahanya di daerah tertentu, semua ini tidak lain dari keterbatasan informasi yang dipublikasikan.
Kesempatan besar masih belum terlewatkan, karena Asean Economic Community 2015 baru saja di mulai. Membuka akses informasi seluas-luasnya terlebih pada pemiliki UKM agar mereka dapat turut mewarnai persaingan dalam Asean Economic Community 2015. Dengan berbagai produk dalam negeri yang memiliki kualitas baik tentunya harus diperkenal dalam Asean Economic Community 2015 ini. Apalagi tarif bea yang hamper mencapai 80% sekarang menjadi 0%. Tentu ini harusnya menjadi kabar baik bagi pemilik UKM yang ada di Indonesia. Kesempatan untuk memperkenalkan produk mereka telah terbuka lebar. Dengan demikian berarti dibutuhkan gagasan yang jitu untuk membantu para pemilik usaha UKM agar mampu turut terjun dalam persangian Asean Economic Community 2015.
Berdasarkan blueprint, UKM merupakan salah satu tujuan dalam Asean Economic Community 2015 yang diharapkan mampu meningkatkan pembangunan perekonomian. Indonesia. Dengan jumlah pemiliki usaha UKM yang sangat banyak di Indonesia, khususnya di wilayah Malang dan berbagai produknya tentu harus mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Hal yang sangat perlu ditekankan pada pemilik usaha UKM adalah akses informasi yang seluas-luasnya dan penguasaan media informasi, kerena luasnya wilayah ASEAN tidak mungkin dapat dicapai dan dikuasi terkeculi melalui sebuah media informasi yakni Internet.
Pemanfaat internat yang baik, memungkinkan UKM memasarkan produknya dalam pasar global, sehingga sangat dimungkinkan dapat menembus peluang ekspor. Berdasarkan data yang telah direkap oleh Internet World States, pemakai internet di dunia diperkirakan lebih dari 1,3 miliar dan di Indonesia terdapat lebih dari 25 juta orang pengguana internet.
Pemanfaat e-commerce dengan menggunakan facebook sebagai stretegi pemasaran modern tentu dapat menjadi trobosan baru, karena penggunanya sangat banyak di kawasan asean dan di dunia. Dengan biaya pemanfaat sangat murah bahkan tak jarang operator dari GSM maupun CDMA menawarkan gelombang facebook secara geratis. Hal ini jika dapat dimanfaatkan dengan baik, maka akan dapat menjadi wadah pasar global ke dua setelah website. Kami mengangkat ini karena tidak semua pemilik usaha UKM memiliki kemampuan dalam mengguanakn Website ataupun blog, tetapi mereka lebih akrab dengan menggunakan facebook. Dari sini pengguanaan facebook sebagai media silaturrahim harus ditambahkan menjadi media pemasaran berbagai bentuk macam produk local dan jasa.
PEMBAHASAN
Konsep E-Commerce melalui Facebook (f-commerce)
Electronic commerce (e-commerce) merupakan kegiatan bisnis-bisnis yang menyangkut konsumen (consumers), manufaktur (manufactures), service providers, dan pedagang perantara (intermediateries) dengan menggunakan jaringan computer yakni internet. Sebuah penemuan baru dalam bentuk perdagangan yang dinilai lebih dari perdagangan pada umumnya. Prinsip perdangan dengan sistem pembayaran tradisional yang dikenal adalah perdagangan yang mempertemukan antara penjual dan pembeli secara langsung kini berubah menjadi sistem telemarketing yakni perdagangan jarak jauh dengan menggunakan media internet (Abdul Halim, 2006). Untuk lebih detailnya, perhatikan table berikut:
Tabel 1.1
Perbandingan media perdaganagn tradisional dan perdaganagn elektronik Sholekan (2009: 16).
Siklus Penjualan Perdagangan Tradisional Perdagangan Elektronik
Mencari informasi barang/jasa Majalah, katalog, surat kabar, bentuk bentuk tercetak. Situs web
Memeriksa harga Katalog tercetak Katalog online
Memelihara ketersediaan barang dan harganya Telepon, fax Situs web
Melakukan pemesanan Surat, fax, dan bentuk bentuk tercetak lainnya Surat elektronik (e-mail)
Mengirimkan pesanan Surat, fax Surat elektronik halaman web
Mengurutkan pesanan Manual Basis data
Memeriksa barang di gudang Bentuk tercetak, telephon dan fax. Basis data web
Menjadwalkan pengiriman Bentuk tercetak Surat elektronik, basis data
Mombuat inoice Bentuk tercetak Basis data
Mengirimkan pesanan pengirim pengirim
Konfirmasi pesanan Surat, telephon, dan fax Surat elektronik
Mengirimkan invoice dan menerima invoice surat Surat elektronik, EDI
Jadwal pembayaran Bentuk tercetak Basis data, EDI
Mengirimkan dan menerima bukti pembayaran Surat EDI, EFT
Abdul Halim (2006: 18-22) menjelaskan dalam bukunye beberapa konsep tentang e-commerce terbagi menjadi tiga bagian sebagai berikut:
1. Bisnis ke bisnis (Business to business)
2. Bisnis ke konsumen (Business to consumer)
3. Konsumen ke konsumen (consumer to consumer)
Pemanfaat teknoogi informasi untuk perdagangan barang dan jasa yang dikenal dengan e-commerce dapat dilakukan dengan meliputi tiga sektor yang telah disebutkan oleh Abdul Halim tersebut. Pola B2B (bussines to business) maupun B2C (bussines to consumer) ataupun C2C (consumer to consumer) dapat dilakukan oleh kedua belah pihak tanpa harus bertatap muka langsung. Dengan pemanfaat teknologi ini, sudah tentu para pemilik usaha UKM dapat memperluas jangkaun pemasaran produk yang dimilikinya. Dapat menambah pelanggan baru dari berbagai Negara yang tergabung dalam Asen Economic Community 2015.
Kondisi sekarang sangat mendukung sekali untuk kegiatan perdagangan melalui media internet, sebab jumlah pemakai internet di Asia diperkirakan lebih dari 1,03 miliar jiwa dari jumlah populasi 3,8 miliyar. Indonesia berada dalam posisi ke empat dalam penggunaaan internet di Benua Asia dengan 22% atau 55 juta jiwa. Beberapa data ini dilansir dari hasil reset We Are Social Oktober, 2012.
Berdasarkan data tersebut, Indonesia jelas Negara yang memiliki kesempatan besar dalam Asen Economic Community 2015 bersaing dengan beberapa Negara besar lain. Tetapi perlu diketahui, bahwasanya perdagangan dengan menggunakan media elektronik (internet) bukanlah suatu hal yang baru diimplementasikan. Tetapi Indonesia masih belum mampu menerapkan pemanfaatn media internet dengan baik.
Setrategi teknologi dalam suatu usaha harus mengacu pada tiga masalah utama (E. Porter, 2008):
1. Teknologi apa yang perlu dikembangkan
2. Tingkat kepopuleran teknologi
3. Peran lisensi (hak paten) teknologi
Sejalan dengan pendapat E. Porter dalam setrategi teknologi. Bahwasanya UKM harus mampu menerapkan sistem teknologi dalam memperluas jangkauannya. Apalagi untuk menghadapai Asean Economic Community 2015. Tetapi permasalahan lain yang muncul, mereka membutuhkan tenaga ahli di bidang IT. Dan tidak semua UKM memiliki tenaga tersebut, bahkan tak jarang UKM itu masih bersifat tradisional. Untuk meminimalisir permasalahan tersebut, pemanfaatan e-commerce haruslah menggunakan teknologi yang sangat akrab dengan para pemilik UKM. Salah satu media yang sangat tepat menurut penulis adalah media facebook. Masyoritas semua orang mengenal istilah tersebut, tetapi mereka hanya menggunakannya sebatas media komunikasi dan chatting.
Pontensi Facebook dalam Pemasaran
Facebook merupakan media komunikasi yang diluncurkan 4 Februari2004 oleh Mark Zuckerberg. Dan sekarang ini telah mengalamai perkembangan yang sedemikian luasnya di seluruh dunia. Indonesia merupakan Negara terbesar ke-4 di Asia dalam menggunakan internet dan menempati posisi pertama dalam pengguna facebook mengalahkah China (teknojurnal.com, 2012). Dari sini dapat diketahui bahwasanya mayoritas warga Indonesia dapat mengguanakn media facebook. Dari pada mennggunakan tenaga IT dalam mengembangkan jangkauan usaha UKM mereka, facebook lebih potensial dan hemat, karema mereka mampu mengoprasikannya sendiri apalagi data ter-update tahun 2014 pengguna facebook mencapai 69 juta jiwa (tempo.com, 2014).
Perkembangan penggunaan facebook ini, tidak hanya di dapati di Indonesia saja. Diberbagai Negara yang tergabung dalam Asen Economic Community 2015 juga banyak mengguankan facebook. Negera-negara di kawasan Asia Tenggara juga merupakan bagian dari pengguna internet. Adapun data yang dilansir dari techinasia.com 2013 populasi pengguna internet 190,4 juta jiwa dari total populasi 628.6 juta jiwa. Adapun yang mengguanak facebook diperjelas dalam hasil penelitian grafik bahwasanya, pengguna facebook di kawasan asia tenggara sebagai berikut: Indonesia 44 juta jiwa, Singapure 2,9 juta jiwa, Malaysia 13 juta jiwa, Thailand 16 juta jiwa, Vietnam 8,2 juta jiwa, Philiphina 29 juta jiwa, Taiwan 13 juta jiwa, dan Hongkong 4 juta jiwa.
Jelas sudah, bahwasanya banyak pengguna facebook ini memberikan tambahan kemudahan bagi pemilik UKM untuk bersaing di Asean Economic Community 2015. Mereka tidak perlu menyewa tenaga IT untuk memasarkan produknya. Tetapi pemasaran dapat dilakukan oleh pemiliki usaha itu sendiri, dan setiap saat. Apalagi sekarang didukung dengan adanya samartphone, dan gadget yang sangat mendukung penggunaan aplikasi facebook.
Managemen Operasi f-commerce
Manajemen Oprasioanl merupakan serangkaian aktivitas untuk menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa melalui transformasi input dan output. Input terdiri atas sumber daya manusia (tenaga kerja), modal (peralatan dan fasilitas) sedangkan outputnya adalah barang atau jasa (La Hatani, 2008: 6).
Berdasrakan teori managemen operasional, F-Commerce salah satu media yang menjadi bagian dari input, dan nantinya akan menghasilkan barang atau jasa. Hal ini dapat diproses melalui alur pemasaran dan perdagangan. pemasaran produk yang dapat digunakan semua kalangan dengan mudah. Pelanggan dapat melihat produk-produk dengan mudah, sebagaimana pemiliki usaha. Komunikasi lebih lanjut dalam f-commerce dapat dilakukan dengan chatingan jika sama-sama online, atau melalui komunikasi via telephone yang telah disediakan oleh pemilik produk.
F-commerce sebagai sebuah media komunikasi pada awalnya, telah memberikan beberapa tawaran dewasa ini. Menyajikan beberpa fitur bagi penggunannya yang tidak hanyak untuk menjalin komunikasi dan bertukar foto. Ada hal lebih yang dimunculkan yakni, fitur group dan fanspage. Sehingga fungsi dan perannya pun bertambah. Facebook dapat menjadi sebuah wadah transaksi jual beli secara online menggantikan blog dan yang lainnya.
Dalam manajemen oprasional ini, facebook menjadi bagian pendukung pemilik UKM dalam bidang input. Bidang yang akan mengangkat wilayah pemasaran UKM ke seluruh wilayah yang tergabung dalam Asen Economic Community 2015. Agar dapat menghasilkan output yang baik, tentu pemasaran dengan facebook harus lebih maksimal. Poin-point penting dalam menggunakan fanspage.
1. Fanspage merupakan fitur yang sangat tepat untuk dimanfaatkan sebagai media pemasaran produk. Fanspage terdiri dari berbagai bagian, diantaranya ada organisasi, pendidikan, kesehatan, bisnis dan hiburan dan masih banyak yang lain. Fanspage yang akan digunakan tentu bidang bisnis, sesuai dengan maksud dan tujuan pemilik UKM atau merek. Fanspage ini dapat dibentuk melalui akun facebook yang telah terdaftar. Pada kesempatan ini, semisal pemilik usaha UKM telah memiliki akun facebook, maka secara langsung ia dapat membuat Fanspage tersebut.
2. Fanspage yang telah kita buat dan kita upload segala keperluan yang dibutuhkan dalam media pemasaran, harus kita promosikan kepada seluruh teman-teman kita, ataupun beberapa grup yang kita miliki. Dalam hal promosi ini dibedakan menjadi dua, sebagai berikut:
a. Promosi bebas biaya. Promosi yang dapat dilakkan oleh pengguna saat online keberbagai jaringan yang dimilikinya.
b. Promosi berbayar. Promosi ini dilakukan otomatis oleh server dari facebook, tetapi ada beban biaya yang dikenangkan, sesuai dengan waktu promosi yang telah diminta.
3. Fanspage yang telah memiliki banyak followers (pengikut) akan lebih berpotensi untuk melakukan pemasaran barang, karena wilayah cakupannya telah luas. Tidak jarang juga ditemukan penjualan akun fanspage. Fanspage yang memiliki followers sangat banyak sangat berpotensi untuk menguasai pasar global dalam dunia maya. Tarif penjualan fanspage juga berdasarkan jumlah followernya.
4. Fanspage yang menyertakan datanya secara lengkap, akan lebih dipercaya dalam melakukan transaksi dunia maya. Karena juga tak jarang ditemukan penipuan bisnis dunia maya.
Marketing Strategy F-commerce
Asean Econommic Community 2015 bukanlah persaingan pasar biasa-biasa saja. Persaingan pasar kali ini yang berjalan lebih besar dan luas cakupannya. Tentu banyak produk yang dipasarkan akan didapati persamaan satu sama lain. Oleh sebab itu adanya fanspage untuk memasarkan produk juga harus didesain dengan menarik dan memikat pelanggan dengan tanpa mengesampingkan kualitas produk. Untuk menjadikan pengelolaan fanspage dalam f-commerce sebagai ujung tombak pemasaran sebuah produk, diperlukan beberapa teori strategi pemasaran yang jitu. Beberapa hal yang harsu diperhatikan dalam pemasaran sebagai berikut:
1. Mengetahui pelanggan. Pemiliki fanspage harus melakukan control berkala atas siapa saja yang menjadi followersnya. Dengan mengetahuinya, pemiliki usaha UKM dapat menawarkan jenis produk yang tepat bagi mereka. Sehingga hadirnya produk tersebut sesuai dengan kebutuhan dan mengikuti perkembangan zaman.
2. Promosi berkala. Kenalkan produk yang telah kita pilih dan sesuai kebutuhan dengan menarik dan sekreatif mungkin. Dalam fanspage kita harus melakukan posting berkala, agar produk yang kita tawarkan dapat terus dilihat oleh pelanggan.
3. Perhatikan Lokasi Pelanggan. Sama halnya poin pertama. Tetapi produk yang ditawarkan pada bagian ini mempertimbangan lokasi followers. Jika followers-nya orang dataran tinggi seperti Malang, maka pemilik usaha harus memperhatikan kebutuhannya. Sehingga hal ini dapat menjadi daya Tarik tersendiri.
4. Komunikasi bersama Konsumen. Pemilik fanspage yang baik, hendaknya setiap pagi menyapa pelanggannya sesuai dengan kebudayaan atau istilah yang dipahaminya. Usaha demikian ini dapat menarik empati dari para pelanggan dan calon pelanggan. Di samping itu, upayakan setiap hari atau perminggu setidaknya ada produk baru yang terupdate.
UKM sesuai dengan namanya adalah usaha kecil menengah. Diketahui bersama, bentuk UKM itu bermacam-macam, ada bentuk Cv, Firma, Persero,dan lain-lain. Bentuk operating flow-nya juga jelas berbeda. Dengaan pemanfaatn facebook ini justru tidak terlalu berdampak bagi operasional kas usaha. Karena pengeluarannya sangat minim sekali, apalagi bagi pemilik usaha yang telah menjadikan online sebagai kebutuhan utamanya.
KESIMPULAN
Asean Economic Community 2015 perlu dipandang sebagai peluang bagi warga Indonesia. Usaha Kecil Menengah (UKM) menjadi salah satu perencanaan pengembangan dalam Asian. Sebagaimana beberapa keterangan yang telah terlampirkan dalam blueprint. Keadaan demikian ini harus menjadikan Indonesia percaya diri. Karena Indonesia memiliki hampir semua pilar yang hendak di majukan oleh Negara-Negara di Kawasan Asia Tenggara, yakni banyakanya UKM yang ada di Indonesia dan beraneka ragam produk yang ditawarkan baik berupa jasa mapun barang.
Kekuatan-kekuatan ini kemudian didukung dengan adanya pemanfaat elektronik komersial dengan melalui media social facebook (f-commerce). Indonesia merupakan Negara pertama di kawasan Asia Tenggara yang jumlah pengguna facebook-nya semakin banyak setiap tahunnya. Demikian juga di negara lain didapati hal yang tidak jauh berbeda. Mayoritas mereka semua menggunkan facebook dalam berkomunikasi. Dari sinilah dapat diketahui, dengan facebook pemasaran pun dapat berkembangn secara pesat karena banyaknya penggunannya di seluruh dunia.
DAFTAR PUSTAKA
Asean Blueprint 2015
Barkatullah, Abdul Halim dan Teguh Prasetyo. 2006. Bisnis E-Commerce Studi Sistem Keamanan dan Hukum di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Hardianto, Arif. 2009. Berteman dan Berbisnis dengan Facebook dan Blog. Yogyakarta: Tugu Publisher.
Hatani, La. 2008. Bahan Ajar Manajemen Oprasional. Kendari: Fakultas Ekonomi Universitas Haluoleo.
Porter, Miche E. 2008. Competitive Advantage (Keunggulan Bersaing). Tanggerang: Karisma Publishing
Sholekan. 2009. E-Commerce dan E-business Telkom PDC. Bandung
http://teknologi.kompasiana.com/internet/2012/10/18(diakses pada, 3/22/15)
http://www.tempo.com/read/news/2014/06/29/072588907/Pengguna-Facebook-di-Indonesia-Naik-6-Persen. (diakses, pada 3/22/15)
http://id.techinasia.com/tag/data-series. (diakses,pada 3/22/15).